#Kebidanan

See More

Minggu, 26 Juni 2016

SOAP KB ASUHAN KEBIDANAN SOAP PADA NY “ M “ P 10001 USIA 28 TAHUN AKSEPTOR BARU KB SUNTK KOMBINASI 1 BULAN DI BPM NY MUNTAMAH, Amd.Keb Jombang Tanggal : 3-12-2012 Jam : 16.00 Wib A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas / Biodata Nama Istri : Ny” M” Nama Suami : Tn. Supri Umur : 28 th Umur : 36 th Agama : Islam Agama : Islam Suku /bangsa : Jawa/ Indonesia Suku /bangsa : Jawa/Indonesia Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT Pekerjaan : SWASTA Alamat : Nglebak,Bareng, Jombang 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan ingin mengganti Kb pil, dengan Kb suntik 1 bulan. 3. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun: jantung, menurun: darah tinggi, kencing manis. Menular: HIV, TBC. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga baik dari pihak suami dan istri tidak ada yang menderita penyakit menahun: jantung, murun: darh tinggi, kencing manis, menular: HIV, TBC. 5. Riwayat Haid Menarche : 13 th Siklus : 28 hari Lama : 6-7hari Banyak : 2-3 x ganti pembalut Warna : merah dan berbau anyir Disminorhea : tidak ada Flour albush : 27-11-2012 6. Riwayat Pernikahan Menikah : 1 x Lama : 3 tahun Umur menikah : 25 tahun Umur anak : 2 ½ tahun 7. Riwayat Kehamilan,Persalinan, Nifas Yang Lalu No Anak ke Uk Umur anak Jenis persalinan Penolong persalinan Tempat persalinan Jenis kelamin Bayi ibu BB TB K/U K/U lakrasi 1 1 9 bln 2 ½ tahun Normal bidan Bps Perempuan 3 kg 47 cm Baik Baik ya 8. Riwayat Kb Ibu mengatakan sebelumnya sudah menggunakan Kb pil selama 3 bulan. Dan sebelum menggunakan Kb pil ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun selama ± 1 tahun. 9. pola kebiasaan sehari-hari a. Nutrisi Makan : ibu mengatkan makan 3x/hari dengan menu nasi, lauk, sayur. Minum : ibu mengatakn air putih 8 gelas/hari, kadang-kadang di tambah susu. b. Eliminasi BAB : Ibu mengatakan BAB 2x/hari dengan konsentrasi lembek, tidak ada keluhan BAK : Ibu mengatakan BAK 3x/hari dengan konsentrasi kuning jernih tidak ada keluhan. c. Istirahat Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam, malam ±7-8 jam. d. Personal Hygiene Ibu mandi 2x /hari, ganti pakaian sehabis mandi 2x/hari, keramas 2x/minggu. 10. Riwayat psikologis dan sosial. a. psikologis Ibu mengatakan bahagia dengan kehidupannya dan ibu merasa cocok dengan alat kontrasepsi yang di gunakan saat iniuntuk menjarangkan kehamilan. b. Sosial Ibu mengatkan hubungan ibu dengan suami, kelurga, tetangga baik-baik saja. B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum K/U : baik Kesadaran : compos mentis TTV : TD : 110/70 mmHg , N : 88x/m, S : 37,10C, RR : 22x/m. BB : 63 Kg TB : 158 cm 2. . Pemeriksaan Fisik - Inspeksi Kepala : Simetris, rambut hitam Muka ; tidak pucat, tidak oedema Mata : Simetris, tidak ada pembengkakan, konjungtiva merah, sklera putih. Hidung : bersih, tidak ada polip. Mulut : lembab, tidak kering. Telinga : bersih, tidak ada serumen Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena juguiaris - dada : simetris tidak ada retraksi dada yang berlebihan, tidak ada benjolan yang abnormal. - Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka operasi - Aksterimitas : Simetris kanan kiri, pergerakan baik, tidak ada oedema dan varises - Genetalia : Tidak ada oedema dan varises - Palpasi Leher : tidak teraba benjolan pada kelenjar tyroid, dan limfe Dada : tidak ada benjolan yang ab normal pada mamae. Perut : tidak ada nyeri tekan - Auskultasi Dada : tidak terdengar ronchi dan whezing Perut : bising usus terdengar 10x/m - Perkusi Ekstremitas : ka/ki : +/+ C. ANALISA DATA Dx : Ny ” M ” P10001 usia 28 tahun dengan Akseptor baru Kb kombinasi suntik 1 bulan. Ds : Ibu mengatakan ingin mengganti Kb pil dengan Kb suntik 1 bulan. Do : k/u : baik Kesadaran : compos mentis TTV : TD: 110/70 mmHg, N: 88x/m, S: 37,10C, RR: 22x/m BB : 63 Kg TB : 158 cm Masalah : - Kebutuhan : - Konseling tentang macam - macam metode kontrasepsi - Konseling tentang Kb 1 bulan - Injeksi IM cycloflem - Follow up D. PENATALAKSANAAN Tgl : 3 desember 2012 16.30 Lakukan pendekatan terapeutik kepada pasien. Melakukan pendekatan terapeutik agar terjalin hubungan yang baik antara pasien dan Nakes, diantaranya: - Melakukan 5 s: senyum, slam, sapa, sopan, santun - mendengarkan keluhan yang di rasakan pasien. Pendekatan berlangsung dengan baik, di buktikan ibu bertanya kepada Nakes tentang Kb suntik 1 bulan. 16.35 Lakukan pemeriksaan TTV. Melakukan pemeriksaan TTV, untuk mengetahui keadaan ibu saat ini, diantaranya: - K/U : Baik - Kesadaran : composmentis - TTV : TD : 110/70 mmHg N : 88x/m S : 37,10C RR : 22x/m - BB : 63 Kg - TB : 158 cm Dari hasil pemeriksaan ibu dalam keadaan baik. 16.40 Berikan konseling kepada ibu tentang metode kontrasepsi terutama suntik 1 bulan. Memberikan konseling pada ibu tentang efek samping, kerugian, keuntungan, dari Kb suntik 1 bulan untuk bahan pertimbangan ibu agar lebih mantap lagi memilih alat kontrasepsi. Nakes sudah menjelaskan kepada ibu dan ibu mantab memilih Kb suntik 1 bulan. 16.45 Siapkan pasien, siapkan botol cycloflem, spuit 3 ml, dan kapas alkohol. Mempersiapkan pasien, Kb cycloflem yang sudah di masukkan kedalam spuit 3 ml dan kapas al kohol. Sudah di laksanakan oleh Nakes secara IM di bokong kiri. 16.50 Beritahu ibu tentang tanggal kembali. Memberitahukan ibu tentang tanggal kembali agar ibu dapat kembali tepat waktu yaitu tanggal 1-1-2013. Ibu sudah di beritahu dan di tulis di kartu Kb.

Jumat, 10 Juni 2016


Vasektomi
Cara Kerja.

Vasektomi merupakan operasi kecil dan merupakan operasi yang lebih ringan dari pada sunat/khitanan pada pria. Bekas operasi hanya berupa satu luka di tengah atau luka kecil di kanan kiri kantong zakar (kantung buah pelir) atau scrotum. Vasektomi berguna untuk menghalangi transport spermatozoa (sel mani) di pipa-pipa sel mani pria (saluran mani pria).
Keuntungan

- Tidak ada mortalitas (kematian)
- Morbiditas (akibat sakit) kecil sekali.
- Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
- Dilakukan anaestesi lokal.
- Ada kepastian bahwa cara ini efektip (kemungkinan gagal tidak ada) karena dapat dichek
   kepastian di Laboratorium.
- Tidak mengganggu hubungan sex selanjutnya dan juga jumlah cairan yang dikeluarkan oleh suami
   waktu bersanggama tidak berubah.
- Tidak banyak memerlukan biaya. Yang penting adalah persetujuan dari istri.
Kelemahan.

- Harus dilakukan pembedahan.
- Masih dimungkinkan ada komplikasi ringan.
- Tidak seperti sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril permanen, pada vasektomi masih
   harus menunggu beberapa hari, minggu atau bulanan sampai sel mani menjadi negatif.
- Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
Syarat-syarat menjadi akseptor.

Harus secara sukarela.
Mendapat persetujuan istri.
Jumlah anak cukup.
Mengetahui akibat-akibat vasektomi.
Umur calon tidak kurang dari 30 tahun
Umur istri tidak kurang dari 20 tahun dan tidak lebih dari 45 tahun
Pasangan suami-istri telah mempunyai anak minimal dua orang, dan anak paling kecil harus sudah berumur diatas dua tahun.
Kontra - Indikasi.
Apabila ada peradangan kulit disekitar scrotum harus disembuhkan dulu.
Apabila menderita hernia.
Apabila menderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
Apabila menderita kelainan mekanisme pembekuan darah.
Apabila keadaan kejiawaan tidak stabil.
Tata cara pelayanan Vasektomi.

a) Pra Operasi
    Dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi dll yang diperlukan untuk
    kepentingan calon akseptor. Jika ditemukan keadaan yang merupakan kontraindikasi atau
    kemungkinan menyebabkan adanya penyulit atau dampak samping lain, pelayanan kontrasepsi
    mantap harus ditunda.
b) Tahap Operasi.
     Dikenal 3 macam tehnik vasektomi, yaitu vasektomi konvensional (dengan pisau),vasektomi
     tanpa  pisau dan vas oklusi.
c) Tahap pasca operasi.
Akseptor diminta untuk istirahat sebelum dibenarkan pulang. Kemudian harus diberikan nasehat al. :
Istirahat selama 1 s/d 2 hari.
menjaga luka bekas operasi jangan basah dan kotor.
memakan obat sesuai dengan petunjuk.
datang kembali ke klinik 1 minggu kemudian untuk pemeriksaan.
tidak boleh bercampur dengan istri tanpa menggunakan alat kontrasepsi, seperti misalnya kondom, paling tidak 15 kali sanggama atau dalam waktu 3 bulan setelah operasi.
Pada umumnya apabila tindakan medis kontap pria dilakukan secara benar, keberhasilannya amat tinggi yakni sebesar 99%. Artinya 99 dari 100 persen vasektomi terjamin untuk tidak mempunyai keturunan lagi. Adanya kegagalan dimungkinkan karena rekanalisasi spontan.
Vasektomi dianggap gagal bila :
1. Pada analisa sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau setelah 10 - 15 kali ejakulasi masih
    dijumpai spermatozoa.
2. Istri (pasangan) hamil.
Keluhan dan penyulit yang mungkin terjadi.
Apabila operasi dilakukan dengan baik dan benar, jarng ditemukan keluhan ataupun penyulit yang berarti. Karena tingkat pemahaman masyarakat memang ditemukan beberapa keluhan yang apabila diteliti secara mendalam tidak ada hubungannya dengan tindakan vasektomi, misalnya :
1) Impotensi.
    Dari pelbagai penelitian telah dibuktikan bahwa vasektomi tidak menimbulkan impotensi. Malah
    pada beberapa pasangan, sering ditemukan hasrat birahi ini malah makin bertambah setelah
    vasektomi.
2) Gemuk.
    Pelbagai penelitian membuktikan pula bahwa tidak benar karena vasektomi akseptor akan
    bertambah gemuk. Vasektomi tidak sama dengan kebiri, dan karena itu tidak terjadi perubahan
    hormonal.
Pada keadaan tertentu kadang-kadang memang ditemukan beberapa penyulit al.
Timbul rasa nyeri.
Infeksi/abses pada bekas luka
hematoma, yakni membengkaknya kantung biji zakar karena perdarahan.
TUBEKTOMI/ MOW (MEDIS OPERASI WANITA)
A.    PENGERTIAN
MOW (Medis Operatif Wanita)/ Tubektomi atau juga dapat disebut dengan sterilisasi. MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu gairah seks wania tidak akan turun (BKKBN, 2006)
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas atau kesuburan perempuan dengan mengokulasi tuba fallopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Noviawati dan Sujiayatini, 2009) jadi dasar dari MOW ini adalah mengokulasi tubafallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu (Hanafi, 2004).
Program MOW sendiri dibagi menjadi 2 yaitu diantaranya:
1.      Program rumah sakit
a.       Pelaksanaan MOW pasca operasi /pasca melahirkan
b.      Mempunyai penyakiot ginekologi
2.      Reguler: MOW dapat dilakukan pada masa interval
B.     SYARAT MELAKUKAN MOW (METODE OPERASI WANITA)
Syarat dilakukan MOW Menurut Saiffudin (2002) yaitu sebagai berikut:
1.      Syarat Sukarela
Syarat sukarela meliputi antara lain pengetahuan pasangan tentang cara cara kontrasepsi lain, resiko dan keuntungan kontrasepsi mantap serta pengetahuan tentang sifat permanen pada kontrasepsi ini (Wiknjosastro, 2005)
2.      Syarat Bahagia
Syarat bahagia dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan harmonis, umur istri sekurang kurangnya 25 dengan sekurang kurangnya 2 orang anak hidup dan anak terkecil lebih dari 2 tahun (Wiknjosastro,2005)
3.      Syarat Medik
Setiap calon peserta kontrasepsi mantap wanita harus dapat memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontrasepsi mantap. Pemeriksaan seorang dokter diperlukan untuk dapat memutuskan apakah seseorang dapat menjalankan kontrasepsi mantap. Ibu yang tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi mantap antara lain ibu yang mengalamai peradangan dalam rongga panggul, obesitas berlebihan dan ibu yang sedang hamil atau dicurigai sdang hamil (BKKBN, 2006)
C.    TEKNIK MELAKUKAN MOW
1.      Tahap persiapan pelaksanaan
a.       Informed consent
b.      Riwayat medis/ kesehatan
c.       Pemeriksaan laboratorium
d.      Pengosongan kandung kencing, asepsis dan antisepsis daerah abdomen
e.       anesteri
2.      Tindakan pembedahan (2009) teknik yang digunakan dalam pelayanan tubektomi antara lain:
a.       Minilaparotomi
Metode ini merupakan penyederhanaan laparotomi terdahulu, hanya diperlukan sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah perut bawah (suprapubik) maupun subumbilikal (pada lingkar pusat bawah). Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien, relative murah, dan dapat dilakukan oleh dokter yang mendapat pelatihan khusus. Operasi ini juga lebih aman dan efektif (Syaiffudin, 2006)
Baik untuk masa interval maupun pasca persalinan, pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan kecil. Setelah tuba didapat, kemudian dikeluarkan, diikat dan dipotong sebagian. Setelah itu, dinding perut ditutup kembali, luka sayatan ditutup dengan kasa yang kering dan steril serta bila tidak ditemukan komplikasi, klien dapat dipulangkan setelah 2 - 4 hari. (Syaiffudin,2006).
b.      Laparoskopi
Prosedur ini memerlukan tenaga Spesialis Kebidanan dan Kandungan yang telah dilatih secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif. Teknik ini dapat dilakukan pada 6 – 8 minggu pasca pesalinan atau setelah abortus (tanpa komplikasi). Laparotomi sebaiknya dipergunakan pada jumlah klien yang cukup banyak karena peralatan laparoskopi dan biaya pemeliharaannya cukup mahal. Seperti halnya minilaparotomi, laparaskopi dapat digunakan dengan anestesi lokal dan diperlakukan sebagai klien rawat jalan setelah pelayanan. (Syaiffudin,2006).
3.      Perawatan post operasi
a.       Istirahat 2-3 jam
b.      Pemberian analgetik dan antibiotik bila perlu
c.       Ambulasi dini
d.      Diet biasa
e.       Luka operasi jangan sampai basah, menghindari kerja berat selama 1 minggu, cari pertolongan medis bila demam (>38), rasa sakit pada abdomen yang menetap, perdarahan luka insisi.
Tubektomi/ MOW (Medis Operasi Wanita)

D.    WAKTU PELAKSANAAN MOW
Menurut Mochtar (1998) dalam Wiknjosastro (2005) pelaksanaan MOW dapat dilakukan pada saat:
1.      Masa Interval (selama waktu selama siklus menstrusi)
2.      Pasca persalinan (post partum)
Tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat lambatnya dalam 48 jam pasca persalinan. Tubektomi pasca persalinan lewat dari 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba dan infeksi yang akan menyebabkan kegagalan sterilisasi. Edema tuba akan berkurang setelah hari ke-7 sampai hari ke-10 pasca persalinan. Pada hari tersebut uterus dan alat alat genetal lainnya telah mengecil dan menciut, maka operasi akan lebih sulit, mudah berdarah dan infeksi.  
3.       Pasca keguguran
Sesudah abortus dapat langsung dilakukan sterilisasi
4.      Waktu opersi membuka perut
Setiap operasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut hendaknya harus dipikirkan apakah wanita tersebut sudah mempunyai indikasi untuk dilakukan sterilisasi. Hal ini harus diterangkan kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat dipergunakan sekaligus untuk melakukan kontrasepsi mantap.
Sedangkan menurut Noviawati (2009) waktu pelaksanaan MOW (Mantap Operasi Wanita) dapat dilaukan pada:
1.      Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil
2.      Hari ke-6 hingga hari ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
3.      Pasca persalinan
Minilaparotomi dapat dilakukan dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu pasca persalinan setelah dinyatakan ibu dalam keadaan tidak hamil.
4.      Pasca keguguran
Tubektomi dapat dilakukan dengan cara minilaparatomi atau laparoskopi setelah triwulan pertama pasca keguguran dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik. Sedangkan pada triwulan kedua dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik, tubektomi dapat dilakukan dengan cara minilaparotomi saja.
E.     INDIKSI MOW
Komperensi Khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia tahun 1976 di Medan menganjurkan agar tubektomi dilakukan pada umur 25 – 40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut: umur istri antara 25 – 30 tahun dengan 3 anak atau lebih, umur istri antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau lebih, dan umur istri 35 – 40 tahun dengan satu anak atau lebih sedangkan umur suami sekurang kurangnya berumur 30 tahun, kecuali apabila jumlah anaknya telah melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan tersebut.(Wiknjosastro,2005)
Menurut Mochtar (1998) indikasi dilakukan MOW yaitu sebagai berikut:
1.      Indikasi medis umum
Adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat bila wanita ini hamil lagi.
a.       Gangguan fisik
Gangguan fisik yang dialami seperti tuberculosis pulmonum, penyakit jantung, dan sebagainya.
b.      Gangguan psikis
Gangguan psikis yang dialami yaitu seperti skizofrenia (psikosis), sering menderita psikosa nifas, dan lain lain.
2.      Indikasi medis obstetrik
Indikasi medik obstetri yaitu toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesarea yang berulang, histerektomi obstetri, dan sebagainya.
3.      Indikasi medis ginekologik
Pada waktu melakukan operasi ginekologik dapat pula dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan sterilisasi.
4.      Indikasi sosial ekonomi
Indikasi sosial ekonomi adalah indikasi berdasarkan beban sosial ekonomi yang sekarang ini terasa bertambah lama bertambah berat.
a.       Mengikuti rumus 120 yaitu perkalian jumlah anak hidup dan umur ibu, kemudian dapat dilakukan sterilisasi atas persetujuan suami istri, misalnya umur ibu 30 tahun dengan anak hidup 4, maka hasil perkaliannya adalah 120.
b.      Mengikuti rumus 100
Umur ibu 25 tahun ke atas dengan anak hidup 4 orang
Umur ibu 30 tahun ke atas dengan anak hidup 3 orang
Umue ibu 35 tahun ke atas dengan anak hidup 2 orang ]
F.     KONTRAINDIKASI MOW
Menurut Mochtar (1989) kontraindikasi dalam melakukan MOW yaitu dibagi menjadi 2 yang meliputi indikasi mutlak dan indikasi relative
1.      Kontra indikasi mutlak
a.       Peradangan dalam rongga panggul
b.      Peradangan liang senggama aku (vaginitis, servisitis akut)
c.       Kavum dauglas tidak bebas,ada perlekatan
2.      Kontraindikasi relative
a.       Obesitas berlebihan
b.      Bekas laparotomi
Sedangkan menurut Noviawati dan Sujiyati (2009) yang sebaiknya tidak menjalani Tubektomi yaitu:
1.      Hamil sudah terdeteksi atau dicurigai
2.      Pedarahan pervaginal yang belum jelas penyebabnya
3.      Infeksi sistemik atau pelvik yang akut hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol
4.      Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
5.      Belum memberikan persetujuan tertulis.
G.    KEUNTUNGAN
Menurut BKKBN (2006) keuntungan dari kontrasepsi mantap ini antara lain:
1.      Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi
2.      Tidak mengganggu kehidupan suami istri
3.      Tidak mempengaruhi kehidupan suami istri
4.      Tidak mempengaruhi ASI
5.      Lebih aman (keluhan lebih sedikit), praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan), lebih efektif (tingkat kegagalan sangat kecil), lebih ekonomis
Sedangkan menurut Noviawati dan Sujiyati (2009) keuntungan dari kontrasepsi mantap adalah sebagai berikut:
1.      Sangat efektif (0.5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
2.      Tidak mempengaruhi proses menyusui (breasfeeding).
3.      Tidak bergantung pada faktor senggama.
4.      Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.
5.      Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local.
6.      Tidak ada perubahan fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)
H.    KERUGIAN
Kerugian dalam menggunakan kontrasepsi mantap (Noviawati dan Sujiyati,2009) yaitu antara lain:
1.      Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan kembali.
2.      Klien dapat menyesal dikemudian hari
3.      Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum
4.      Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
5.      Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan dokter spesalis ginekologi atau dokter spesalis bedah untuk proses laparoskopi.
6.      Tidak melindungi diri dari IMS.
I.       KOMPLIKASI DAN PENANGANAN MOW
KOMPLIKASI
PENANGANAN
Infeksi Luka
Apabila terlihat infeksi luka, obati dengan antibiotik.
Demam pascaoperasi ( > 38 oC)
Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan
Luka pada kandung kemih. Intestinal (jarang terjadi).
Mengacu ke tingkat asuhan yang tepat. Apabila kandung kemih atau usus luka dan diketahui sewaktu operasi, lakukan reparasi primer. Apabila ditemukan pasca operasi, dirujuk kerumah sakit yang tepat bila perlu.
Hematoma (subkutan)
Gunakan pack yang hangat dan lembab ditempat tersebut.
Emboli gas yang dilakukan oleh laparoskopi (sangat jarang terjadi)
Ajurkan ke tingkat asuhan yang tepat dan mulailah resusitasi intensif, termasuk cairan intravena, resusitasi cardiopulmonary dan tindakan penunjang kehidupan lainnya.
Rasa sakit pada lokasi pembedahan
Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati berdasarkan apa yang ditemukan
Perdarahan superficial (tepi tepi kulit atau subkutan)
Mengontrol perdarahan dan obati berdasarkan apa yang ditemukan.

 http://lpkeperawatan.blogspot.co.id/2013/12/tubektomi-mow-medis-operasi-wanita.html#.V1qWuiGyR1s

Kamis, 09 Juni 2016

 HYDROCEPHALUS

PENYEBAB & PENANGANAN HYDROCEPHALUS 

Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.








PATOGENESA gangguan aliran cairan otak-berdasarkan riset dari lembaga National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), Amerika Serikat-ada tiga jenis, yakni yang pertama gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi, contoh tumor otak yang terdapat di dalam ventrikel akan menyumbat aliran cairan otak. Kedua, aliran cairan otak tidak tersumbat, sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak, contoh: tumor ganas di sel-sel yang memproduksi cairan otak.



Kemudian, yang ketiga, bila cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik. Sehingga otomatis, jumlah cairan akan meningkat pula. Misalnya, bila ada cairan nanah (meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.



Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau progresif, menyebabkan ventrikel-ventrikel tersebut melebar, kemudian menekan jaringan otak sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup akan memungkinkan kepala bayi membesar



Pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hidrosefalus. Menurut peneliti Milrohat TH (1982), Paine RS (1967), dan Brett EM (1983), upaya pengukuran lingkar kepala secara serial dan teratur sangat penting dalam deteksi dini penyakit ini.



Perkembangan lingkar kepala normal pada bayi cukup bulan adalah 2 cm per bulan untuk 3 bulan pertama, 1 cm per bulan untuk 3 bulan kedua, dan 0,5 cm per bulan untuk 6 bulan berikutnya. Nellhaus pada tahun 1968 menciptakan diagram persentil lingkar kepala yang masih digunakan hingga sekarang.



Manifestasi klinis lain antara lain ialah ubun-ubun besar bayi akan melebar dan menonjol, pembuluh darah di kulit kepala makin jelas, gangguan sensorik-motorik, gangguan penglihatan (buta), gerakkan bola mata terganggu (juling), terjadi penurunan aktivitas mental yang progresif, bayi rewel, kejang, muntah-muntah, panas badan yang sulit dikendalikan, dan akhirnya gangguan pada fungsi vital akibat peninggian tekanan dalam ruang tengkorak yang berupa pernapasan lambat, denyut nadi turun dan naiknya tekanan darah sistolik



Untuk menunjang dan melengkapi diagnosis, diperlukan pemeriksaan tambahan mulai dari yang sederhana, seperti foto polos kepala dan disusul dengan pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan dengan sonografi menjadi data minimal untuk menilai pelebaran ventrikel dan ketebalan jaringan otak. Jika ketebalan kurang dari 2 cm, maka dinilai tindakan bedah tidak bermanfaat lagi.



Sedangkan pencitraan yang mampu melihat detail ruang tengkorak dan jaringan otak, dipilih pemeriksaan computerized tomography scan (CT scan) atau magnetic resonance imaging (MRI) karena dapat mendeteksi struktur anatomi otak, dan penyebab hidrosefalus, misalnya tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu berkaitan dengan strategi penanganan hidrosefalus



penanganan hidrosefalus adalah life saving and life sustaining" yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian penderita. Tindakan bedah pada hidrosefalus sesungguhnya telah dirintis sejak beberapa abad yang silam oleh Ferguson pada tahun 1898 berupa membuat shunt atau pintasan untuk mengalirkan cairan otak di ruang tengkorak yang tersumbat ke tempat lain dengan menggunakan alat sejenis kateter berdiameter kecil.



Cara mekanik ini terus berkembang, seperti Matson (1951) menciptakan pintasan dari rongga ventrikel ke saluran kencing (ventrikulo ureter), Ransohoff (1954) mengembangkan pintasan dari rongga ventrikel ke rongga dada (ventrikulo-pleural). Selanjutnya, Holter (1952), Scott (1955), dan Anthony J Raimondi (1972) memperkenalkan pintasan ke arah ruang jantung atria (ventrikulo-atrial) dan ke rongga perut (ventrikulo-peritoneal) yang alirannya searah dengan menggunakan katup pengaman.



Teknologi pintasan terus berkembang dengan ditemukan bahan-bahan yang inert seperti silikon yang sebelumnya menggunakan bahan polietilen. Hal itu penting karena selang pintasan itu ditanam di jaringan otak, kulit, dan rongga perut dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup penderita sehingga perlu dihindarkan efek reaksi penolakan oleh tubuh. Produk selang pintasan kini semakin canggih, contoh ada yang dilengkapi dengan klep sehingga dapat diatur tekanan aliran cairan otak, ada juga dilapisi dengan bahan antibakteri dan ada campuran materi khusus sehingga selang lebih awet, lentur, dan tidak mudah putus.



Tindakan bedah pemasangan selang pintasan dilakukan setelah diagnosis dilengkapi dan indikasi serta syarat dipenuhi. Tindakan dilakukan terhadap penderita yang telah dibius total, ada sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak yang selanjutnya selang pintasan ventrikel di pasang, disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan rongga perut antara kedua ujung selang tersebut dihubungkan dengan sebuah selang pintasan yang ditanam di bawah kulit sehingga tidak terlihat dari luar.

http://rifqy09.blogspot.co.id/2010/02/penyebab-penanganan-hydrocephalus.html

Rabu, 08 Juni 2016

PERSALINAN DALAM AIR


Melahirkan di dalam air atau Water Birth mulai populer di Eropa, terutama Rusia dan Prancis pada tahun 1970-an. Tujuannya saat itu adalah untuk memudahkan lahirnya bayi. Melahirkan dalam air dapat mengurangi rasa sakit pada ibu. Idenya berawal dari pemikiran bahwa janin yang selama sembilan bulan berenang dalam air ketuban dapat lebih nyaman memasuki dunia baru yang juga air. Setelah itu bayi akan bernapas dan menghirup udara.
Namun, ada beberapa resiko pada water birth, misalnya adanya komplikasi pada paru. Kadang bayi kesulitan bernapas ketika berada dalam air. Maka jika ingin melahirkan dalam air, Anda harus dulu berkonsultasi dengan dokter.
Manfaat Melahirkan di Air
Manfaat Bagi Ibu :
Para pakar kesehatan dibidang ginekologi mengakui bahwa melahirkan didalam air memiliki kelebihan dibanding metode melahirkan lain, yaitu:
  • Ibu akan merasa lebih rileks karena semua otot yang berkaitan dengan persalinan menjadi lebih elastic
  •  Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
  • Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat.
Manfaat bagi bayi :
  • Menurunnya resiko cedera kepala bayi.
  •  Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.
Batasan Melahirkan Di Air:

Melahirkan di air tetap ada batasan dan pertimbangan medis untuk diperkenankan. Beberapa faktor yang tidak membolehkan persalinan dalam air, antara lain panggul ibu kecil, bayi lahir sungsang atau melintang, ibu yang sedang dalam perawatan medis, ibu memiliki penyakit herpes, serta beberapa keadaan lainnya. Ibu yang mengindap herpes disarankan untuk tidak melahirkan dengan metode ini, karena kuman herpes tidak mati didalam air sehingga dapat menular kepada bayi melalui mata,selaput lendir,dan tenggorokan bayi. Syarat lainnya, proses melahirkan didalam airtidak bisa dilakukan sembarangan, kendati terlihat mudah. Pengawasan dari pihak medis tetap diperlukan untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Resiko Melahirkan Di Air:

Resiko yang terjadi adalah bayi menelan air. Maka dari itu, air kolam dibuat steril sehingga walaupun tertelan bayi tidak membahayakan. Bayi juga mengalami temperatur shock jika suhu air tidak sama dengan suhu ibu saat dilahirkan, yaitu 36-37 celcius. Resiko pada ibu adalah hiportemia(suhu tubuh terlalu rendah) akibat proses melahirkan yang lebih lama dibandingkan waktu yang diperkirakan.

https://pramijayanti.wordpress.com/2012/10/03/persalinan-dalam-air/

Lotus Birth


Tanya jawab seputar lotus birth. Lotus birth adalah sebuah prosedur kelahiran alami yang tidak menggunting tali pusat ketika bayi lahir dan kini tengah menjadi tren di kalangan dokter dan bidan.

T:
Apa itu lotus birth?
J: Sebuah prosedur kelahiran dimana begitu bayi dilahirkan, tali pusat bayi dibiarkan tersambung dengan plasenta atau ari-ari, sampai  puput atau lepas sendiri dari badan bayi. Tujuannya adalah membiarkan plasenta menunaikan ”tugas” terakhirnya, yaitu membantu melepaskan tali pusat dari badan bayi.

Lotus Birth, sebagai bagian dari metoda gentle birth, merupakan gerakan back to nature yang hendak mengembalikan kearifan lama dalam hidup manusia. Ketika manusia menemukan berbagai perkakas,  manusia ingin hidupnya lebih cepat,  praktis, dan  nyaman.  Namun teknologi juga membawa dampak pada terganggunya harmoni kehidupan, termasuk pada bayi baru lahir. Ketika kita menghilangkan unsur-unsur kerepotan dan keribetan, maka secara tidak sadar kita telah kehilangan manfaat tersembunyi di balik suatu peristiwa alamiah. Ketika kita membiarkan tali pusat bayi digunting ketika bayi dilahirkan, maka kita mengakibatkan bayi kehilangan manfaat plasenta pada awal kehidupannya di dunia.

T: Mengapa pengguntingan tali pusat bayi tidak dianjurkan pada lotus birth?
J : Pemotongan bagian tubuh akan menimbulkan perlukaan. Sebagai reaksi terhadap adanya luka, tubuh melakukan proses peradangan guna menyembuhkan luka. Darah dipompa lebih banyak ke daerah luka, sehingga daerah  itu  ”berdenyut” dan  menimbulkan rasa
tidak nyaman. Itu pula yang terjadi saat tali pusat bayi dipotong. Bagian abdomen bayi mengalami perlukaan, menimbulkan rasa tidak nyaman ketika  luka ”berdenyut”.

T: Sebenarnya, apa fungsi plasenta setelah keluar dari rahim ibu?
J:
Ketika plasenta dilahirkan -sesaat setelah bayi lahir- organ itu sebenarnya masih menyalurkan darah yang kaya nutrisi dan zat-zat mineral (ureum, natrium, iron dan sebagainya), serta oksigen kepada bayi.

Namun, pemotongan tali pusat akan ”memutus” penyaluran darah dan oksigen tersebut, sehingga bayi kehilangan kesempatan untuk mendapat sekitar 30 mililiter darah dari plasenta, yang nutrisinya sebanding dengan 600 mililiter darah orang dewasa. Metode Lotus Birth menjamin peluang bayi mendapatkan asupan darah dan oksigen dari plasenta.

T: Apa manfaatnya untuk bayi?

J: Salah satunya yang dijelaskan dalam sebuah penelitian adalah  perilaku bayi-bayi yang menjalani Lotus Birth lebih tenang, tidur lebih nyenyak dan mengisap ASI dengan lebih baik  dibanding bayi-bayi yang tali pusatnya digunting. Kemungkinan hal itu disebabkan karena bayi yang menjalani Lotus Birth tidak mengalami luka yang ”berdenyut” dan mengganggu.

T: Adakah manfaatnya dilihat dari sisi psikologis?
J: Proses persalinan merupakan fase transisi dalam hidup bayi. Pada momen persalinan, dalam sekejap lingkungan hidup bayi berubah, dari rahim ke dunia. Lotus Birth meminimalkan  trauma pada fase transisi itu. Tetap terhubung dengan plasenta dan
tali pusatnya -tidak buru-buru direnggut dan dipisahkan- diyakini akan  membuat bayi menjalani awal kehidupannya di dunia dengan lebih familiar,  relaks dan tenang, tanpa rasa gamang akibat ”kehilangan” dan  ”perpisahan” mendadak dengan penyokong
hidupnya di dalam rahim.  Diharapkan suasana hati bayi yang lebih baik  akan mendukung  proses bonding antara bayi dengan bunda dan keluarganya.

T: Bagaimana perawatan plasenta yang belum 'puput'?
J: Saat bayi mandi, plasenta harus ikut dibersihkan,  setelah itu dikeringkan dengan cara ditekan-tekan  menggunakan handuk. Plasenta disimpan kembali di waskom dengan ditaburi garam laut/garam kristal dan dibubuhi minyak aromaterapi, untuk mencegah bau. Aromaterapi yang dipilih biasanya lavender, sebab bersifat menenangkan dan tidak disukai serangga. Lotus birth diyakini mempercepat puputnya tali pusat. Setelah puput, tali pusat dan plasenta dikubur seperti biasa.


Penting untuk diketahui: Lotus Birth tidak dapat dilakukan jika tali pusat bayi pendek, bayi asfiksia berat,  hasil tes`APGAR bayi sangat rendah dan pada kasus retensio plasenta atau plasenta tidak kunjung lepas dari dinding rahim.  Tetap dapat ditempuh pada bayi prematur, pada bayi yang dilahirkan secara caesar dan sesudah prosedur pengambilan darah tali pusat untuk disimpan di bank darah tali pusat.

Konsultan: Dr. I Nyoman Hariyasa Sanjaya, SpOG dan bidan Hartati Saragih,S.ST
http://www.ayahbunda.co.id/kelahiran-tanya-jawab/lotus-birth

Selasa, 07 Juni 2016

8 Fungsi, Macam dan Jenis Alat Kontrasepsi

Hal ini juga di picu karena taraf hidup perekonomian di Indonesia memang sangat jauh dari yang di harapkan. Oleh karena itu saat ini banyak keluarga Indonesia yang ikut dengan program KB yang tentunya ikut mencanangkan program 2 anak cukup seperti yang telah di upayakan oleh pihak pemerintah.

Sebenarnya Pengertian Keluarga Berencana atau KB merupakan sebuah gerakan di mana membentuk sebuah keluarga sehat dan sejahtera dengan syarat batasan kelahiran anak. Hal ini bisa di lakukan dengan alat kontrasepsi yang tentu saja akan sangat membantu dalam menjalankan program KB ini saat sedang berhubungan antara suami dan istri.

Program KB ini sebenarnya di canangkan pada akhir tahun 70-an yang sampai saat ini masih berlaku. Sampai saat artikel ini di tulis, pihak pemerintah selalu memberikan pengarahan atau penyuluhan pada masyarakat tentang program KB dan jenis alat kontrasepsi atau macam alat kontrasepsi yang sesuai dengan mereka, tentu saja pihak pemerintah tidak lupa untuk memberitahukan fungsi alat kontrasepsi yang sesungguhnya.

Apa itu alat kontrasepsi? Alat kontrasepsi adalah sebuah alat yang bertujuan untuk tidak terjadi pembuahan saat berhubungan intim dan tentu saja tidak akan terjadi kehamilan. Fungsi alat kontrasepsi ini adalah mengendalikan perumbuhan jumlah penduduk, anda tinggal memilih macam alat kontrasepsi atau jenis alat kontrasepsi.


Macam-Macam Jenis Alat Kontrasepsi Terpopuler Saat Ini

  1. Pil KB
Jenis Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi wanita yang pertama adalah pil KB yang tentu saja sudah sangat populer di kalangan wanita. Manfaat pil KB adalah membuat menstruasi menjadi sangat teratur, mengurangi rasa sakit dan kram saat menstruasi. Tentu saja saat anda tidak menggunakan atau menghentikan pemakaian Pil KB ini, kesuburan anda akan kembali pulih.

Pada pil KB ada yang di dalamnya terdapat kandungan hormon progesteron dan ada juga yang di kombinasikan antara estrogen dengan progesteron. Alat kontrasepsi untuk wanita ini harus di minum secara rutin agar tidak mengalami kemungkinan hamil, jika tidak secara teratur maka akan membuat kemungkinan kehamilan akan tetap terjadi.
  1. Suntik KB
Macam Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi untuk wanita yang berikutnya adalah Suntik KB yang tentu saja akan di lakukan oleh para wanita yang mengikuti program KB setiap 3 bulan. Hal ini di lakukan untuk mencegah ovulasi atau pelepasan sel telur. Akan tetapi dengan anda melakukan Suntik KB secara sering akan menyebabkan kehamilan akan terhambat tanpa melakukan hal yang lainnya.

Kelebihan dari alat kontrasepsi wanita yang satu ini adalah Suntik KB ini merupakan salah satu alat kontrasepsi yang sangat murah dan banyak di gunakan oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi menurut penelitian yang ada, sebuah uji coba di lakukan pada hewan dan mempunyai hasil bahwa Suntik KB bisa meningkatkan resiko kanker.
  1. IUD/Spiral
Alat Kontrasepsi Wanita
Ada lagi alat kontrasepsi untuk wanita yang saat ini sedang menjadi tren atau sangat populer yakni IUD/Spiral. IUD merupakan singkatan dari Intra Uterine Device yang juga biasa di sebut dengan spiral, hal ini di karenakan bentuk dari alat kontrasepsi IUD/Spiral ini yang spiral. Cara pemakaian dari IUD/Spiral ini adalah dengan memasukkan alat kontrasepsi wanita tersebut ke dalam rahim.

Salah satu alat kotrasepsi yang banyak di pakai karena kenyamanannya, akan tetapi untuk pemasangan alat kontrasepsi wanita ini harus dengan bantuan dokter dengan alat tertentu. Jadi IUD/Spiral ini akan mencegah sperma bersarang dan bersatu dengan sel telur di dalam rahim. Untuk ketahanannya yakni selama 2 sampai dengan 5 tahun yang tentu saja bisa di buka kembali jika anda ingin hamil.
  1. Kondom
Alat Kontrasepsi Pria
Jenis alat kontrasepsi untuk pria yang ini memang salah satu alat kontrasepsi yang sudah sangat melegenda di Indonesia. Alat kontrasepsi pria yakni Kondom ini bisa mencegah kehamilan dengan cara menutui bagian alat kelamin pria agar sperma yang keluar tidak bersatu dengan sel telur yang ada di dalam rahim wanita. Bentuk dari kondom ini yakni karet lateks yang sangat tipis dan terkadang terdapat bintik-bintik yang tentu saja akan memberi sebuah kesenangan.

Dengan alat kontrasepsi pria yang satu ini tentu saja kehamilan akan terhindarkan dengan cara yang sangat sederhana. Bahkan penyakit menular saat berhubungan seperti AIDS dan HIV akan terhindar dengan alat kontrasepsi pria Kondom ini. Kondom memang mempunyai manfaat yang sangat baik dan merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi terpopuler di Indonesia.
  1. Norplant Atau Susuk
Advertisement
Jenis alat kontrasepsi yang berikutnya adalah Norplant yang bisa juga di sebut sebagai implant. Jenis alat kontrasepsi macam seperti ini memang sebuah alat kontrasepsi yang di gunakan untuk jangka panjang yakni sekitar 5 tahunan. Macam alat kontrasepsi yang satu ini biasanya memang di pasang di bawah kulit persis dan juga banyak orang yang menggunakan Norplant atau susuk ini sebagai alat kontrasepsinya.

Biasanya didalam Norplant ini terdapat kapsul yang lentur dan kapsul tersebut seukuran korek api dan mempunyai bahan karet silastik. Dan ada juga kandungan progestin levonogestrel dalam Norplant ini yang memang biasanya kandungan tersebut bisa di temukan pada jenis alat kontrasepsi pil KB. Memang jika tidak terbiasa dengan Norplant ini akan sangat terasa dan akan tampak seperti ada benjolan dalam tubuh si pemakai.
  1. Vagina Diafragma
Macam dan jenis alat kontrasepsi yang berikutnya adalah sebuah alat yang bernama Vagina Diafragma yang merupakan sebuah jenis alat kontrasepsi yang belum cukup populer di Indonesia. Sebenarnya alat kontrasepsi yang seperti apa sih Vagina Diafragma ini? Pengertian Vagina Diafragma adalah sebuah lingkaran cincin yang juga di lapisi karet yang fleksibel di gunakan untuk menutup rahim dan alat ini bisa di pasang pada liang vagina sebelum melakukannya.

Tentu saja hal ini merupakan sebuah atau sesuatu yang sangat baru bagi orang Indonesia, karena pada dasarnya banyak orang indonesia yang masih menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsinya. Dan faktanya adalah Vagina Diafragma ini merupakan alat kontrasepsi dengan bahan yang lebih tebal jika di bandingkan dengan bahan yang di pakai pada kondom.
  1. Spermatisida
Macam dan jenis alat kontrasepsi yang berikutnya adalah sebuah alat dengan nama Spermatisida yang ternyata merupakan sebuah senyawa kimia yang bisa membuat lumpuh dan membunuh sperma. Beberapa bentuk dari jenis alat kontrasepsi Spermatisida ini misalkan saja seperti krim, tablet, aerosol, jeli dan juga busa. Bagaimanakah cara dan langkah pemakaian dari jenis alat kontrasepsi Spermatisida ini?

Cara menggunakan Spermatisida ini adalah dengan memasukkan alat Spermatisida ini ke dalam vagina 5-10 menit seusai berhubungan. Dan fakta yang lainnya, jangan gunakan jenis alat kontrasepsi Spermatisida ini dengan menggunakan tangan. Gunakan jenis alat kontrasepsi Spermatisida ini sesuai dengan aturan yang ada dalam kemasan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.


  1. Cervical Cap
Macam dan jenis alat kontrasepsi yang berikutnya akan kita bahas adalah sebuah alat yang biasa di kenal dengan Cervical Cap dan juga mempunyai nama lain yang lebih keren yakni TheFemCap. Jenis alat kontrasepsi untuk yang satu ini mempunyai bentuk yang kecil dan lebih mirip dengan alat kontrasepsi diafragma.

Bagaimana metode dalam memakai alat kontrasepsi yang satu ini? Yakni dengan cara meletakkan Cervical Cap pada mulut rahim, dengan begitu akan menutup jalan sesuatu yang masuk dalam lubang rahim. Perlu di ketahui untuk memakai jenis alat kontrasepsi yang satu ini hanya di gunakan pada saat berhubungan saja.

http://www.berkonten.com/2015/09/fungsi-macam-jenis-alat-kontrasepsi.html